Perbedaan Parenting – Ada banyak jenis pola asuh, dan suka atau tidak, kita cenderung mewarisi gaya pengasuhan orang tua kita; cara kita dibesarkan.
Tinggal di Asia dan dibesarkan dalam rumah tangga yang didominasi orang Asia dengan nilai-nilai Asia, kita cenderung menggunakan pendekatan “Asia” dengan sentuhan modern.
Seperti The Battle Hymn of The Tiger Mother, sebuah novel karya Amy Chua, kita semua dapat merasakan memiliki orang tua seperti Chua atau menjadi orang tua yang seperti harimau seperti Chua.
Salah satu alasan mengapa anak-anak Asia berada di bawah begitu banyak tekanan adalah karena orang Asia adalah ras manusia terbesar di dunia.
Sebagai ras terbesar, persaingannya ketat, kita terus-menerus diteliti dan dibandingkan dengan setiap orang Asia lainnya di dunia.
Perbedaan Parenting Orang Tua Asia vs Barat
Berikut adalah beberapa perbedaan gaya pengasuhan antara orang tua Asia dan orang tua Barat.
1. Hukuman
Banyak orang semasa kecil diajari untuk mematuhi “rotan” (tongkat rotan) yang banyak digunakan di rumah dan di sekolah untuk menegakkan disiplin.
Tongkat itu digunakan setiap kali kita berbuat salah, atau bahkan jika kita berani memikirkannya.
Hukuman tak terelakkan, kita dimarahi dan dicambuk setiap kali kita melakukan kesalahan. Hukuman selalu menyakitkan.
Tidak seperti di dunia Barat, hukuman kebanyakan berupa “Time Out” di mana anak-anak dipisahkan atau dilarang bermain untuk menghabiskan waktu sendiri “merenungkan kesalahan mereka.”
Mereka percaya bahwa anak-anak tidak boleh merasakan sakit karena rasa sakit merugikan perkembangan emosional anak, dan di beberapa negara Barat, memukul anak melanggar hukum.
2. Pembelajaran

Orang tua Asia sangat ketat dalam hal pendidikan. Bagi mereka, pendidikan sama dengan masa depan yang cerah bagi anak mereka.
Sejak usia muda, persaingan tak terelakkan antara saudara kandung, sepupu, teman, dan teman keluarga. Orang tua Asia cenderung membandingkan anak mereka dengan setiap anak lain di luar sana.
Oleh karena itu, sejak usia dini, anak-anak diikutsertakan dalam les matematika, les privat, bahasa, dan musik. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan peluang kerja mereka setelah dewasa.
Di sisi lain, orang tua Barat mungkin tampak lebih lunak dalam hal pendidikan anak mereka. Bagi mereka, tekanan dari sekolah merugikan perkembangan anak mereka.
Mereka percaya pada pendidikan yang lebih holistik di mana anak-anak diberikan situasi untuk mengeksplorasi dan mengembangkan individualitas mereka.
3. Kehidupan di Rumah
Dalam rumah tangga Asia pada umumnya, anak-anak diharapkan mengerjakan tugas-tugas mereka dan membantu pekerjaan rumah.
Anak-anak lain diharapkan membantu mencuci pakaian dan diajari untuk membersihkan dan merawat diri mereka sendiri, tanpa memandang jenis kelamin.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan rumah mendorong anak-anak untuk lebih bertanggung jawab dan membantu mereka tetap membumi.
Penelitian tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa pekerjaan rumah membantu anak-anak menjadi lebih terorganisir, berempati, dan mempertimbangkan orang lain.
Selain itu, hal ini juga mengurangi kebosanan dan ketidakpatuhan. Di sisi lain, bagi anak-anak Barat, tugas terbesar yang mereka lakukan adalah merapikan barang-barang dan/atau mencuci piring.
Hal ini karena pekerjaan rumah dianggap melelahkan bagi anak-anak, dan menyuruh mereka mengerjakan tugas-tugas tersebut sama saja dengan penyiksaan anak/pekerja anak.
Kesimpulannya, mengasuh anak adalah proses pembelajaran dua arah. Kita belajar dari anak-anak kita setiap hari, dan sebagai balasannya, kita mengajarkan anak-anak kita tentang yang benar dan yang salah. (Fahma Ardiana)
Tinggalkan komentar