Resep Dosirak, Bekal yang Sering Muncul di Drakor

ringmedia

0 Comment

Link
Resep dosirak sedang banyak dicari mengingat kini Hallyu atau fenomena Korea melampaui hanya K-drama dan K-pop. Sekarang, masyarakat Indonesia juga mulai mengeksplorasi aspek fashion, makeup, serta kuliner Korea. Hal ini terlihat dari banyaknya restoran yang menyajikan berbagai hidangan Korea.  

Mengenal Keunikan Menu Korea

Resep dosirak
Toppoki merupakan salah satu makanan populer dari Korea Selatan.
Apa saja hidangan Korea yang Anda kenal? Kimchi, toppoki, ramyun? Bagaimana dengan dosirak? Dosirak adalah salah satu kuliner khas dari Korea. Namun, sebenarnya dosirak bukanlah nama spesifik dari sebuah hidangan.   Apakah Anda bingung? Jadi, dosirak adalah makanan dalam bentuk bekal yang disajikan dalam wadah tertentu. Jika di Jepang kita mengenal bento, maka Korea memiliki dosirak yang berisi lauk pauk khas dari tanah airnya. Mirip dengan bento, dosirak berisi beberapa jenis lauk yang disajikan bersama nasi. Tentu saja, untuk dosirak, lauk yang disajikan adalah masakan ikonik dari Korea seperti bulgogi yang terdiri dari daging sapi cincang.   Kemudian, ada kimchi yang segar, serta gimbab, nasi yang dibungkus dengan rumput laut bersama salad dan edamame. Selain variasi hidangannya, cita rasa adalah perbedaan mencolok antara bento dan dosirak. Orang Korea cenderung menyukai rasa pedas dan sedikit manis. Sebaliknya, dalam bento, orang Jepang biasanya menggunakan kecap asin dengan sedikit mayones.

Sejarah Dosirak dalam Budaya Korea

Bagi orang Korea, dosirak menyimpan banyak kenangan. Sekitar dua dekade lalu, anak-anak Korea sering membawa bekal makanan ketika berangkat sekolah sebagai makan siang. Pada setiap pagi, para ibu yang memiliki anak sering menyiapkan dosirak untuk mereka. Menariknya, bekal yang dibawa cenderung sama setiap waktu.   Biasanya, tempat bekal terbuat dari aluminium berbentuk kotak berwarna kuning dengan tutup. Di dalam setiap wadah biasanya ada satu atau dua macam lauk. Jadi, dosirak sering disimpan dalam tas sekolah yang membuat makanan tersebut akhirnya tercampur-campur. Hal ini terjadi karena tas yang goyang saat dibawa. Meski begitu, ternyata hal itu justru membuat dosirak terasa lebih nikmat.   Bahkan, banyak anak-anak dengan sengaja mengguncang dosirak mereka agar nasi dan lauknya tercampur sebelum disantap. Saat musim dingin, dosirak biasanya diletakkan di atas pemanas di kelas agar tetap hangat. Sebenarnya, dosirak tidak hanya dibawa ke sekolah, tapi juga menjadi bekal untuk bekerja atau aktivitas lainnya. Karena rasanya yang lezat, dosirak kini menjadi salah satu menu yang ada di restoran. Tidak hanya itu, hampir semua minimarket di Korea, seperti Seven Eleven, CU, GS, dan lain-lain, juga menjual dosirak.  

Resep Masakan Dosirak

Bahan Utama untuk Dosirak

1 mangkuk nasi putih 2 butir telur Sesame secukupnya   20 gram kimchi 20 gram sosis

Bahan Tambahan Lainnya

1 buah lunch box  

Langkah-langkah untuk Membuat Dosirak

1. Pertama, panaskan minyak goreng secukupnya di wajan atau alat masak yang akan digunakan. Hangatkan minyak tersebut. 2. Setelah minyak panas, goreng telur yang sudah disiapkan. 3. Goreng telur hingga matang sempurna. Setelah matang, angkat telur dan sisihkan.   4. Selanjutnya, goreng sosis hingga matang. Setelah itu, angkat dan sisihkan. 5. Potong-potong sosis yang telah digoreng. Lalu, masukkan potongan sosis ke dalam telur yang telah dikocok. Goreng kembali hingga telur matang. 6. Goreng kimchi menggunakan sedikit minyak goreng.   7. Setelah itu, tambahkan biji wijen. 8. Lapisi lunch box dengan nasi putih yang masih hangat yang telah Anda siapkan sebelumnya. 9. Place kimchi dan sosis yang telah digoreng ke dalam lunch box yang kosong. Pastikan untuk menyusunnya dengan rapi agar tampak menarik.   10. Letakkan telur yang telah digoreng di atas nasi. 11. Sebagai langkah terakhir, tutup lunch box dan siapkan untuk disajikan. Ini adalah sejarah dan resep dosirak, yaitu makanan Korea yang berbentuk kotak makan atau bekal. Secara umum, dosirak terdiri dari nasi, hidangan utama, dan banchan atau lauk pendamping. (Fahma Ardiana)

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar